Monday, August 07, 2006

semakin banyak memberi semakin banyak menerima....

ada sebuah kisah dari milis sebelah .....


Ini adalah kisah cinta ayahku, Mohammed Huda alhabsyi dan ibuku,
Yasmine
Ghauri. Mereka bertemu di sebuah acara resepsi pernikahan dan kata
ayahku
ia jatuh cinta pada pandangan pertama ketika ibuku masuk ke dalam
ruangan
dan saat itu ia tahu, inilah wanita yang akan menikah dengannya. Itu
menjadi kenyataan dan kini mereka telah menikah selama 40 tahun dan
memiliki tiga orang anak, aku anak tertua, telah menikah dan memberikan
mereka dua orang cucu.

Mereka bahagia dan selama bertahun-tahun telah menjadi orang tua yang
sangat baik bagi kami, mereka membimbing kami, anak-anaknya dengan
penuh
cinta kasih dan kebijaksanaan.

Aku teringat suatu hari ketika aku masih berusia belasan tahun. Saat
itu
beberapa ibu-ibu tetangga kami mengajak ibuku pergi ke pembukaan pasar
murah yang mengobral alat-alat kebutuhan rumah tangga. Mereka
mengatakan
saat pembukaan adalah saat terbaik untuk berbelanja barang obral karena
saat itu saat termurah dengan kualitas barang-barang terbaik.

Tapi ibuku menolaknya karena ayahku sebentar lagi pulang dari kantor.
Kata
ibuku,"Mama tak akan pernah meninggalkan papa sendirian".

Hal itu yang selalu dicamkan oleh ibuku kepadaku. Apapun yang terjadi,
sebagai seorang wanita aku harus patuh pada suamiku dan selalu
menemaninya
dalam keadaan apapun, baik miskin, kaya, sehat maupun sakit. Seorang
wanita harus bisa menjadi teman hidup suaminya. Banyak orang tertawa
mendengar
hal itu menurut mereka, itu hanya janji pernikahan, omong kosong
belaka. Tapi
aku tak pernah memperdulikan mereka, aku percaya nasihat ibuku.

Sampai suatu hari, bertahun-tahun kemudian, kami mengalami duka,
setelah
ulang tahun ibuku yang ke-59, ibuku terjatuh di kamar mandi dan menjadi
lumpuh. Dokter mengatakan kalau saraf tulang belakang ibuku tidak
berfungsi lagi, dan dia harus menghabiskan sisa hidupnya di tempat
tidur.

Ayahku, seorang pria yang masih sehat di usianya yang lebih tua, tapi
ia
tetap merawat ibuku, menyuapinya, bercerita banyak hal padanya,
mengatakan
padanya kalau ia mencintainya. Ayahku tak pernah meninggalkannya,
selama
bertahun-tahun, hampir setiap hari ayahku selalu menemaninya, ia masih
suka bercanda-canda dengan ibuku. Ayahku pernah mencatkan kuku tangan
ibuku,
dan ketika ibuku bertanya ,"untuk apa kau lakukan itu? Aku sudah sangat
tua
dan jelek sekali".

Ayahku menjawab, "aku ingin kau tetap merasa cantik".
Begitulah pekerjaan ayahku sehari-hari, ia merawat ibuku dengan penuh
kelembutan dan kasih sayang, para kenalan yang mengenalnya sangat
hormat
dengannya. Mereka sangat kagum dengan kasih sayang ayahku pada ibuku
yang
tak pernah pudar.

Suatu hari ibu berkata padaku sambil tersenyum,"...kau tahu, Linda.
Ayahmu
tak akan pernah meninggalkan aku...kau tahu kenapa?"
Aku menggeleng, dan ibuku melanjutkan, "karena aku tak pernah
meninggalkannya..."


cerita yang sederhana namun cukup bisa menyampaikan pesannya. belajar tentang cinta yang lebih banyak memberi. yang banyak orang lupakan saat ini. sering kita bertanya apa yang dia berikan bukan apa yang telah kita berikan. sering tanpa disadari kita meminta balasan atas apa yang telah kita berikan. meminta dia lebih memperhatikan kita hanya karena kita sering memperhatikannya.... terkadang memang kita sering mengakui telah mencintai namun belum sanggup untuk memberikan cinta yang sebenarnya. cinta bukan menghitung berapa banyak yang telah kita berikan buat orang yang kita cintai tapi memberikan yang terbaik kepada orang yang dicintai seolah olah inilah saat terakhir kita bersamanya ....

dedicated for someone, last month you always make me blushing but now every day you make me cry. tapi ga pa pa kok. mungkin ini saatnya ni belajar lagi dari sekolah kehidupan melalui dia...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home